eppid cctv sudi sipelintas ahlak bangga

 

 

 

 

 


Arsip Artikel

Menata dan Memilih Langkah Saat Bekerja

Oleh: Ali Zia Husnul Labib, S.H.

 

Menjalani kehidupan erat kaitannya dengan menata dan memilih langkah. Termasuk saat mengemban amanah dalam melaksanakan tugas dan kewajiban saat berkarir. Tempat bekerja atau tempat mencari nafkah adalah lahan basah untuk mengikat pahala, namun disisi lain juga dapat menjadi sarang dosa. Keduanya merupakan pilihan. Tergantung kita, ingin melangkah menuju sisi yang “selamet” atau sisi yang bikin orang lain “mumet”.

Harusnya, tanpa ada keraguan, pilihan untuk menjadi bermanfaat bagi orang lain adalah harapan sekaligus cita-cita bagi setiap kita. Jika kita mampu mengolah waktu di kantor untuk aktivitas yang positif, alangkah lengkap reward-nya. Tentu, selain mendapatkan kenikmatan kehalalan gaji juga akan diiringi pahala dan ketentraman hati. Untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut, setidaknya ada beberapa hal yang dapat kita jadikan sebagai kacamata pedoman.

Niat, Jangan Asal Berangkat

Niat merupakan konsep yang sebenarnya sederhana, namun seringkali terlewat dan terlupakan. Dengan niat menjadikan suatu perbuatan menjadi wajib dan sunah. Niat juga bisa menjadikan suatu perbuatan dinilai biasa atau berpahala. Seperti orang yang berniat untuk iktikaf di masjid dengan orang yang hanya menumpang istirahat.

Maka dari itu sejak sebelum berangkat ke kantor kita harus sudah memastikan bahwa bekerja adalah bagian dari sarana menuju ridlo-Nya. Sehingga saat di kantor kita akan terus teringat dan mampu mengelola dinamika hati untuk menjalankan aktivitas dengan berorientasi terhadap hal yang menjadi perintah-Nya sekaligus menjauhi hal yang telah menjadi larangan-Nya.

Dapat kita mulai supaya nantinya menjadi biasa dan terbiasa. Sebelum berangkat ke kantor, sejenak menengadahkan kepala seraya merapikan niat. Lillahita’ala, dan terus kita rapalkan niat tersebut dalam ingatan kita. InsyaAllah, hikmahnya waktu akan terasa berlalu dengan positif.  

“Bekal Bahagia”

Pagi adalah waktu yang krusial untuk menyiapkan banyak hal. Sejak berangkat dari rumah kita sudah harus membawa bekal semangat dan rasa bahagia, supaya nantinya orang-orang yang kita jumpai turut terguyur rasa positif yang kita bawa.

Setelah kita menata niat, perasaan akan tergerak menuju semangat postif. Saat kita menjaga perasaan tersebut maka kebahagiaan akan beserta.

Ketika kita bekerja dengan berbekal rasa bahagia dan semangat. Pasti beban seberat apapun akan terasa jadi lebih ringan untuk dikerjakan. Kebahagiaan memang berpengaruh besar pada produktivitas kerja. Hal ini diamini sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa pekerja yang bahagia cenderung lebih kreatif saat bekerja. Ia juga bisa menyelesaikan sebuah masalah dengan solusi yang membangun dan menyeluruh dibanding pekerja yang merasa tertekan.

“Menjaga Waktu”

Pekerjaan itu adalah Rahmat Tuhan untuk kita. Apa pun pekerjaan kita, entah petani, pegawai kantor, pedagang sampai buruh kasar sekalipun, semua itu adalah rahmat dari Tuhan. Coba bayangkan kalau anda tidak punya pekerjaan; menganggur?, bagaimana perasaan menjadi seorang pengangguran?, tanpa pendapatan untuk menghidupi keluarga?. Menerima anugerah tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeserpun. Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah. Dengan bekerja, kita menerima upah jerih payah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja kita semakin banyak relasi, punya kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih banyak lagi. Semua itu anugerah yang patut disyukuri. Pemahaman demikian akan mendorong untuk bekerja dengan tulus dan sungguh-sungguh, akan keterlaluan jika kita merespons semua nikmat itu dengan tidak memaksimalkan waktu saat bekerja. Seperti halnya malas-malasan ataupun tidak sepenuh hati dalam memberikan pelayanan.

Ada kata-kata menarik yang pernah ditulis Dra. Maiyarti dalam bukunya “8 Etos Kerja”. “Kerja adalah seni. Apapun yang anda kerjakan pasti ada unsur keindahan, keteraturan, harmoni, artistik seperti halnya seni. Untuk mencapai tingkat penghayatan seperti itu dibutuhkan suatu kreatifitas mengembangkan dan menyelesaikan setiap masalah pekerjaan. Jadi bekerja bukan hanya mencari uang, tetapi lebih  dari  pada  mengaktualisasikan  potensi  kreatif  untuk  mencapai kepuasan seperti halnya pekerjaan seni sehingga kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi.”

Hal demikian dapat kita jadikan alternatif supaya dapat menikmati pekerjaan yang kita jalani dengan menganggapnya sebagai sebuah keindahan, seni dan pada akhirnya menjadi hobi. Saat kita sudah merasa nyaman dengan pekerjaan yang kita jalani, pasti waktu demi waktu saat kita bekerja akan terserap menjadi hal-hal produktif dan positif. 

“Jadikan Kantor sebagai Rumah yang Ramah”

Setidaknya hampir separuh hari yang kita jalani dihabiskan dengan berada di kantor, Bekerja seharian penuh tentunya akan memberikan rasa jenuh dan bisa memengaruhi efektivitas dan produktivitas kerja. Karena itu suasana yang nyaman dan lingkungan yang kondusif di kantor jadi perhatian khusus.

Kenali kantor kita, lalu berikan sentuhan dari setiap kita untuk turut serta menjaga keharmonisan. Saling membantu, saling melengkapi dan saling mengingatkan. Juga dijaga kehangatan komunikasi antar sesama rekan. Identitas kedekatan komunikasi dapat berupa dengan “guyonan-guyonan” ringan. Supaya nantinya kantor terasa menjadi rumah yang ramah dan kita merasa betah. Tidak hanya bagi kita saja namun juga bagi siapapun yang berkunjung, karena ruh kebersamaan dengan keramahan telah terbiasa kita praktekkan.

Wallahu A’lam Bishawab

Add comment

Security code
Refresh