Arsip Berita

Peringatan

Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2025

Pengadilan Agama Banjar

20251001 080023

Banjar,_01 Oktober 2025, tepat pukul 08.00 WIB seluruh Hakim, pejabat fungsional dan struktural serta seluruh aparatur Pengadilan Agama Banjar dan Dharmayukti Karini mengikuti Upacara dalam rangka “MEMPERINGATI HARI KESAKTIAN PANCASILA”, dengan Tema “Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya”. dan yang menjadi Inspektur upacara adalah Ketua Pengadilan Agama Banjar Isep Rijal Muharom, S.Ag.,M.H. Hari kesaktian Pancasila adalah hari besar nasional di Indonesia yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober sesuai dengan Kepres Nomor 152 Tahun 1967, hal ini terjadi setelah Peristiwa Gerakan 30 September yang lebih dikenal dengan G30S atau G30S/PKI. Perlu diketahui pada peristiwa tersebut, enam jenderal serta beberapa orang lainnya telah berpulang dengan cara yang sangat keji oleh sekelompok orang yang menurut otoritas militer pada saat itu terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia. Gejolak yang timbul akibat gerakan tersebut pada akhirnya mampu diredam oleh Tentara Nasional Indonesia, maka dinamakan Hari Kesaktian Pancasila.

20251001 080159

Peringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila, memang tak lepas dari Gerakan 30 September 1965 oleh PKI yang menyebabkan 6 perwira tinggi dan 1 perwira menengah TNI AD gugur. Memaknai hari Kesaktian Pancasila diantaranya sebagai penghormatan terhadap seluruh pahlawan yang berguguran dalam melakukan tugasnya untuk melindungi Pancasila, mengingat perjuangan pahlawan sebagai usaha untuk membentengi peranan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa serta meningkatkan kembali rasa nasionalisme dan patriotisme yang mulai luntur.

20251001 081419

Maka dari hal tersebut dapat kita simpulkan sebagai Aparatur Sipil Negara yang mempunyai tugas dan fungsi memberikan sepenuhnya baik waktu, tenaga dan fikiran bahkan tubuh kita harus dipertaruhkan demi masyarakat, bangsa dan negara. Upacara bukan hanya sekedar simbolis semata akan tetapi harus dijadikan momentum untuk kita melakukan instropeksi terhadap pribadi, agar apa yang diinginkan dan dicita-citakan oleh tokoh, orangtua dan para pahlawan kita menjadikan bangsa Inodesia yang mandiri dan jauh dari pertikaian.